Gema Tani – Upland Project Kementerian Pertanian (Kementan) kini tengah menyiapkan kelembagaan para petani yang bernaung di bawah program tersebut untuk memasarkan produk mereka ke pasar internasional atau ekspor.
“Untuk merealisasikan tujuan program untuk peningkatan rantai nilai produk pertanian, telah dilakukan pelatihan terkait manajemen ekspor bagi korporasi petani yang ada di lokasi ‘Upland Project’,” kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian Ali Jamil dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Ali menjelaskan “Upland Project” adalah program pertanian terpadu yang menyelaraskan antara sektor hulu (on farm/sebelum panen) dan hilir (pasca panen/off farm) yang terintegrasi.
“Bukan hanya produksi yang dikejar, tetapi juga memastikan petani bisa mendapatkan hasil penjualan yang terbaik, sehingga akan meningkat pendapatannya,” ujarnya.
Proyek Pengembangan Sistem Pertanian terpadu di Daerah Dataran Tinggi atau Development of Integrated Farming System at Upland Area (Upland Project), merupakan program dari Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementrian Pertanian atas dukungan dari Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund For Agricultural Development (IFAD).
Upland Project juga telah memberikan pelatihan ekspor untuk petani di enam kabupaten yakni Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, Subang, Tasikmalaya dan Sumenep. Selanjutnya Upland Project juga akan melakukan pelatihan manajemen ekspor secara bertahap di tujuh kabupaten lainnya.
Pelatihan manajemen ekspor ini diharapkan menjadi fondasi bagi petani yang tergabung dalam korporasi petani untuk bisa memulai menyiapkan kelembagaan-nya menjadi pengekspor.
Beberapa upaya telah dilakukan Upland Project untuk bisa mengenalkan produk petani Indonesia di pasar internasional, antara lain membawa produk petani Upland mengikuti pameran tingkat internasional yang dilaksanakan di Belanda, Turki dan Amerika pada 2022.
“Kami sangat konsern mendorong peningkatan rantai nilai dari produk pertanian supaya memastikan produk petani mendapatkan nilai jual yang terbaik dan meningkatkan pendapatan petani,” kata Pengelola Program atau Project Management Unit Upland Project Farakka Sari.
Selain diberikan pemahaman tentang manajemen ekspor, para petani juga diberikan pemahaman tentang pasar internasional dan analisa potensi yang bisa dimanfaatkan oleh petani di Indonesia khususnya petani dari program Upland Project.
Kemudian untuk meningkatkan kualitas produk agar bisa bersaing di pasar internasional, produk petani Upland juga telah dilakukan standarisasi melalui sertifikasi produk dan juga lahan untuk memastikan produk yang dihasilkan bermutu tinggi, salah satunya adalah sertifikasi organik. Saat ini lebih dari seribu hektar lahan petani Upland telah mendapatkan sertifikasi organik.
Salah satu capaian petani Upland Project datang dari Korporasi Petani Kabupaten Purbalingga yang telah berhasil mengekspor untuk produk lada ke Jepang. Bahkan saat ini telah mendapatkan kontrak untuk menyuplai pasar di Negeri Sakura tersebut.
Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, saat ini juga telah berhasil mengolah produk bawang merah goreng untuk pasar di Belanda.
“Karena Upland Project merupakan program terintegrasi, dukungan juga kami alokasikan dalam sektor hulu atau produksi melalui infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani, irigasi, alat dan mesin pertanian serta alat pengolahan pasca panen,” ujar Farakka.
Pada aspek peningkatan sumber daya manusia, petani dari peserta program Upland Project juga diberikan pendidikan melalui pelatihan seperti pelatihan lapangan, pelatihan pemasaran dan juga aspek-aspek literasi keuangan.
“Kami juga memberi dukungan dalam upaya adopsi teknologi maju melalui kegiatan adaptive research. Kami meyakini kalau sektor hulu dan sektor hilir terintegrasi dalam satu konsep bisnis yang baik, kesejahteraan petani melalui peningkatan kualitas produk dan peningkatan harga bukan sesuatu yang tidak mungkin,” tuturnya.
Upland Project secara masif akan menggelar pelatihan bagi korporasi petani dengan mengikutsertakan 36 kelembagaan yang digelar di tiga lokasi yaitu Yogyakarta, Surabaya dan Bali.(ri)