fbpx
Sunday, September 24, 2023
  • Login
Gema Tani
Advertisement
  • Home
  • AgriBisnis
  • Pangan
  • Agro Wisata
  • Peternakan
  • Kehutanan
  • Perikanan
  • Sosok
No Result
View All Result
  • Home
  • AgriBisnis
  • Pangan
  • Agro Wisata
  • Peternakan
  • Kehutanan
  • Perikanan
  • Sosok
No Result
View All Result
Gema Tani
No Result
View All Result
Home AgriBisnis

Pilot Project Koperasi Modern Petani Padi Dikembangkan KemenKopUKM di Tuban

KemenKopUKM mengembangkan pilot project koperasi modern yang mewadahi para petani padi

12 July 2023
Reading Time: 3min read
0 0
Pilot Project Koperasi Modern Petani Padi Dikembangkan KemenKopUKM di Tuban

Indonesian women on the rice field.

1
SHARES
15
VIEWS
ShareShareShare

Gema Tani – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengembangkan pilot project koperasi modern yang mewadahi para petani padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur, melalui sistem korporatisasi petani,  dalam upaya memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

“Dengan model bisnis corporate farming tersebut, diharapkan ketersediaan pangan di tanah air terus dipenuhi,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki.

MenKopUKM menyampaikan bahwa kebutuhan beras dalam negeri per tahunnya mencapai 30 juta ton, namun sebagian di antaranya masih harus dipenuhi dari impor. Hal itu yang membuat Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya agar meningkatkan produksi padi di tingkat petani agar terwujud swasembada padi.

Baca juga

Mengenal Buah Black Sapote, Puding Cokelat dari Alam yang Menyehatkan

10 Jenis Tanaman Hias Indonesia yang Sedang Naik Daun di Pasar Dunia

Kopi Liberika vs. Kopi Arabika Mana yang Lebih Unggul?

Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat melakukan tanam padi serentak di Kawasan Daulat Pangan (KDP) SPI (Serikat Petani Indonesia) di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban pada April 2023, menandai concern yang tinggi terkait persoalan ketersediaan pangan.

“Presiden mengapresiasi penggunaan pupuk organik yang dilakukan oleh SPI selama 3 tahun dengan kurang lebih 1.000 hektare yang semuanya organik. Dan biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektare bisa sampai Rp5 juta-Rp6 juta per hektare, di Kawasan KDP hanya antara Rp100 ribu sampai Rp500 ribu per hektare,” kata MenKopUKM dalam acara Panen Raya, bersama SPI sekaligus Perayaan Ulang Tahun SPI dan Hari Koperasi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/7).

Selani itu, Menteri Teten juga menjelasakan bahwa seiring dengan program tanam padi serentak di Kawasan Daulat Pangan SPI oleh Presiden Jokowi tersebut, kawasan Tuban juga menjadi pilot project bagaimana petani padi yang tak lagi bertani sendiri-sendiri, namun bergabung dengan koperasi petani secara modern dalam model bisnis korporatisasi petani.

“Untuk petani padi kami ingin Tuban menjadi contoh sukses nantinya. Sudah ada juga petani sayur yang sukses membangun korporatisasi petani di Ciwidey, Jawa Barat, dimana koperasi itu mewadahi 1.200 petani sayur yang produknya berhasil masuk ke ritel modern atau supermarket,” katanya.

Menteri Teten mengatakan, melalui koperasi petani, begitu panen tiba, petani yang membutuhkan dana tunai bisa menjual hasil panen ke koperasi. Sementara koperasi senantiasa mampu menampung dan membeli hasil petani karena terbantu secara likuiditas permodalannya oleh LPDB-KUMKM.

“Kami membantu membangun model bisnisnya melalui koperasi, dan dibantu dengan mesin RMU (Rice Milling Unit)-nya dengan mengelola minimal 1.000 hektare sebanyak anggota 250 petani padi. Sehingga keuntungannya bisa dinikmati langsung oleh petani bukan pedagang. Maaf jika pedagang dan tengkulak terganggu, supaya rezeki mereka nggak hilang jadi lebih baik gabung ke koperasi,” ujarnya.

Kemudian MenKopUKM menegaskan, proses dari hulu ke hilir produksi pertanian idealnya memang harus dikuasai petani.

“Saya diminta Presiden Jokowi bagaimana mengembangkan petani padi lewat koperasi, sehingga ke depan kita harus membangun ekosistem sirkulasi petani,” katanya.

Sementara itu MenKopUKM juga mencatat, produksi gabah dan beras Jatim pada 2022 capaiannya tertinggi di Indonesia. Yang diiringi dengan Nilai Tukar Petani (NTP) dengan indeks di atas 100, yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani atau produsen pangan sebagaimana data BPS, 2022.

Sebagai informasi, Jawa Timur memegang peran vital dalam menjaga ketersediaan pangan nasional karena merupakan provinsi penghasil padi terbesar dengan luas potensi panen sampai dengan April 2023 mencapai 828,72 ribu ha.

“Produktivitas beras Jatim sangat diandalkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga diandalkan untuk memenuhi atau menyuplai kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur,” ujar Teten.

Tak hanya itu, kabupaten Tuban termasuk lima besar produsen padi terbesar di Jawa Timur, dimana pada 2022 memiliki luas panen sebesar 85.288 hektare dan produksi padi sebesar 498.939 ton gabah kering giling (GKG) atau setara beras 288.097 ton beras.

Produktivitas padi rata-rata di Tuban sebesar 5,85 ton/ha di atas rata-rata produktivitas padi Jawa Timur yang sebesar 5,63 ton/ha. Pada saat ini rata-rata harga Gabah Kering Panen di Kabupaten Tuban sebesar Rp5.200, Gabah Kering Giling sebesar Rp6.400, dan harga beras medium Rp10.500.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menegaskan, fungsi entitas koperasi sangat menguntungkan bagi para petani. Misalnya saat ada kendala pupuk, dengan bergabung ke koperasi maka petani anggota koperasi akan mendapat kemudahan untuk mengakses pupuk.

“Kita patut bersyukur, bukan hanya sekadar proses tanam sesuai arahan Presiden Jokowi. April ditanam, Juli langsung bisa panen. Bahkan kita bisa panen dan tanam dari dua kali hingga empat kali. Panen kali ini pun kita sukses hasil panen dari semula 5 ton menjadi 6 ton, hama pun juga berkurang,” katanya.

Ke depan, koperasi diharapkan mampu mengelola lahan 1.000 ha dan pada akhirnya mampu menyejahterakan anggotanya.

“Dibanding dijual ke pengepul keuntungan hanya 1 kali, semakin sering bertransaski di koperasi maka akan mendapat Sisa Hasil Usaha (SHU), itu keuntungan dari koperasi yang diberikan kepada anggota. Koperasi akan terus dibantu permodalannya agar menjadi solusi petani, dalam menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Sehingga manfaat koperasi ini konkret bagi masyarakat,” kata Halindra.

Sementara itu, Ketua SPI Henry Saragih mengatakan, program tanam Daulat Pangan SPI ini juga dalam rangka mengantisipasi adanya badai El-Nino tahun ini. Selain juga mendorong peningkatan penggunaan pupuk organik dan pengurangan pupuk kimia.

“Dari sebanyak 1.000 ha tanam padi dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia sekitar 20-40 persen menggunakan pupuk organik. Saat kemarau pun tak membuat sawah kering, dan jauh dari hama. Hasil panen meningkat dibanding musim tanam kedua tahun lalu,” kata Henry.

Pihaknya, kata Henry, juga aktif melakukan pendidikan pertanian untuk mengedukasi cara bertani tanpa pupuk kimia. Pestisida juga sudah bisa diatasi produknya tak menurun tapi baik. “Supaya membangun koperasi petani yang kuat di Tuban, kami telah memulainya sejak tahun 2010. Diharapkan petani bergabung dengan koperasi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, dilakukan dialog antara Menteri Teten dengan para petani. Petani Desa Senori Ernan salah satunya, mengungkapkan adanya koperasi bagi petani yang akan memberikan angin segar bagi para petani di Senori, terlebih dengan semakin berasnya kebutuhan beras seiring bertambahnya jumlah penduduk.(ra)

Tags: KemenKopUKMPetani PadiPilot Project Koperasi Modern Petani

Berita Terkait

KemenKopUKM-RSPO Tandatangani MOU untuk Kuatkan Kapasitas Petani Sawit

KemenKopUKM-RSPO Tandatangani MOU untuk Kuatkan Kapasitas Petani Sawit

by Editor
12 July 2023
0

Gema Tani – Upayakan percepatan implementasi sawit berkelanjutan di Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan Roundtable on Sustainable Palm...

Load More
Pakan Ternak Hijauan Pakan Ternak Hijauan Pakan Ternak Hijauan

Rekomendasi

8 Jenis Ikan Channa yang Berasal dari Indonesia, Channa Keepers Wajib Koleksi!

8 Jenis Ikan Channa yang Berasal dari Indonesia, Channa Keepers Wajib Koleksi!

10 July 2023
33 Jenis Ikan Mas Koki Dan Keunikannya Masing-masing

33 Jenis Ikan Mas Koki Dan Keunikannya Masing-masing

22 September 2021
Ini 5 Perbedaan Bebek VS Entok yang Harus kamu Tahu!

Ini 5 Perbedaan Bebek VS Entok yang Harus kamu Tahu!

21 July 2023
Jagung Manis VS Jagung Pakan, Begini Cara Membedakannya!

Jagung Manis VS Jagung Pakan, Begini Cara Membedakannya!

18 July 2023

Terkini

10 Tips Sukses Berternak Kelinci yang Perlu Kamu Tahu!

10 Tips Sukses Berternak Kelinci yang Perlu Kamu Tahu!

22 September 2023
Mengenal Penyakit Tetelo yang Kerap Serang Unggas

Mengenal Penyakit Tetelo yang Kerap Serang Unggas

21 September 2023
Mengenal Manfaat Beras Merah Bagi Tubuh

Mengenal Manfaat Beras Merah Bagi Tubuh

20 September 2023
komunitas konten kreator pertanian

© 2020 - 2023 gematani.ID by Gema Tani Inisiatif

Telusur

  • AgriBisnis
  • Agro Wisata
  • Pangan
  • Peternakan
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Pertanahan
  • Sosok
  • Channel
  • Indeks
  • SDGs dan Pertanian
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • AgriBisnis
  • Pangan
  • Agro Wisata
  • Peternakan
  • Kehutanan
  • Perikanan
  • Sosok

© 2020 - 2023 gematani.ID by Gema Tani Inisiatif

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist