Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari keturunan banteng (Bibos banteng). Hewan ini telah didomestikasi sejak zaman prasejarah, sekitar 3500 SM. Sapi Bali dinamakan demikian karena gen aslinya berasal dari Pulau Bali sebelum menyebar ke berbagai daerah di Asia Tenggara.
Menurut Gde Aryantha Soethama, seorang seniman, sastrawan, dan penulis asal Bali, sapi Bali adalah salah satu satwa khas yang menjadi daya tarik wisata. Keunikan dan kemurnian genetiknya membuat sapi ini semakin istimewa bagi masyarakat maupun wisatawan.
Karakteristik dan Taksonomi Sapi Bali
Berdasarkan penelitian Dr. Ir. Ni Made Ayu Gemuh Rasa Astiti, MP, sapi Bali dikategorikan dalam kelompok Bibovine dengan klasifikasi zoologi sebagai berikut:
- Kingdom: Animalia
- Phylum: Chordata
- Subphylum: Vertebrata
- Class: Mammalia
- Ordo: Artiodactyla
- Subordo: Ruminantia
- Infraordo: Pecora
- Famili: Bovidae
- Subfamili: Bos
- Genus: Bos (Cattle)
- Group: Taurinae
- Spesies: Bos Sondaicus
Ciri-ciri khas sapi Bali antara lain:
- Bentuk badan padat, kompak, tanpa punuk.
- Warna bulu sapi betina dan pedet jantan maupun betina berwarna merah bata, sementara sapi jantan dewasa berwarna hitam.
- Kaki berwarna putih seperti mengenakan kaos kaki.
- Terdapat garis hitam memanjang di punggung yang disebut garis belut.
- Ukuran tubuh sedang dengan bentuk badan memanjang.
- Kepala lebar dan pendek dengan dahi datar, telinga sedang, serta tanduk berbeda antara jantan dan betina.
Selain karakteristik umum, terdapat beberapa pola warna sapi Bali yang unik, seperti Sapi Tutul, Sapi Panjut, Sapi Cundang, Sapi Bang, Sapi Injin, dan Sapi Mores.
Keunggulan Sapi Bali
- Daging Berkualitas Tinggi: Sapi Bali dikenal sebagai sapi pedaging ideal dengan mutu daging yang lebih unggul dibandingkan beberapa sapi Eropa seperti Hereford dan Shortorn.
- Tingkat Kesuburan Tinggi: Sapi Bali memiliki tingkat kesuburan yang sangat tinggi dan kemampuan reproduksi terbaik di antara sapi lokal lainnya.
- Sering Terjadi Kelahiran Kembar: Beberapa kasus kelahiran kembar bahkan kembar tiga telah tercatat di Bali, menunjukkan keistimewaan reproduksi sapi ini.
- Adaptasi yang Baik terhadap Lingkungan Tropis: Sapi Bali mampu bertahan dan tetap produktif di berbagai kondisi lingkungan tropis, bahkan di daerah marjinal dengan sumber pakan terbatas.
- Keunikan Perubahan Warna: Warna sapi Bali jantan berubah dari merah bata menjadi hitam saat dewasa, tetapi bisa kembali menjadi merah bata setelah dikebiri.
Pelestarian dan Regulasi Sapi Bali
Untuk menjaga kemurnian genetik sapi Bali, telah diterbitkan beberapa regulasi, seperti keputusan dewan Raja-Raja Bali tahun 1947 dan Peraturan Gubernur Bali No. 45 tahun 2004 yang melarang masuknya sapi dari luar Bali ke dalam wilayah tersebut. Hal ini memastikan bahwa sapi Bali tetap terjaga kemurniannya.
Sebagai bagian dari budaya dan ekonomi masyarakat, sapi Bali terus dikembangkan dengan metode pemeliharaan yang disesuaikan dengan kebutuhan petani, baik dengan sistem kandang, penggembalaan, maupun kombinasi keduanya.
Sapi Bali adalah aset nasional yang memiliki banyak keunggulan, mulai dari kualitas daging, tingkat kesuburan tinggi, kemampuan adaptasi, hingga keunikan genetiknya. Dengan pelestarian yang terus dilakukan, sapi Bali akan tetap menjadi salah satu kebanggaan Indonesia dalam sektor peternakan dan pariwisata.(ra)