Gematani.id – Limbah ternak merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi dalam sektor peternakan. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ternak dapat mencemari lingkungan dan berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Namun, dengan pengelolaan yang tepat, limbah ternak dapat diubah menjadi sumber energi terbarukan dan pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian.
Limbah ternak, terutama kotoran hewan, mengandung gas metana, yang merupakan salah satu gas rumah kaca paling berbahaya. Jika dibiarkan terurai di alam, limbah ini dapat berkontribusi terhadap pemanasan global. Selain itu, limbah cair dari peternakan dapat mencemari sumber air, menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan teknologi biogas. Biogas merupakan hasil fermentasi limbah ternak yang menghasilkan gas metana yang dapat digunakan sebagai sumber energi. Di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Jawa Barat dan Bali, peternak telah mulai menggunakan instalasi biogas untuk mengubah kotoran hewan menjadi energi untuk keperluan rumah tangga.
Dengan memanfaatkan limbah ternak sebagai sumber biogas, emisi gas rumah kaca dapat dikurangi hingga 80%. Selain itu, sisa hasil fermentasi dari proses biogas dapat digunakan sebagai pupuk organik yang kaya akan nutrisi, membantu meningkatkan produktivitas lahan pertanian tanpa menggunakan pupuk kimia.
Kementerian Pertanian telah meluncurkan program pengelolaan limbah ternak berbasis biogas di beberapa daerah di Indonesia. Program ini tidak hanya membantu mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi peternak, yang kini dapat menghemat biaya energi dan pupuk. Menurut data dari Kementerian Pertanian, lebih dari 5.000 peternak di Indonesia kini menggunakan biogas untuk kebutuhan energi mereka.
Menurut FAO, penggunaan teknologi biogas di sektor peternakan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca global hingga 18%. Di Indonesia, program biogas yang diterapkan di Jawa Barat telah mengurangi emisi metana hingga 40% dari peternakan sapi lokal.
Pengelolaan limbah ternak yang tepat tidak hanya membantu mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi peternak. Dengan dukungan pemerintah dan adopsi teknologi yang lebih luas, limbah ternak dapat diubah menjadi solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan.