Penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian sangatlah penting demi menjamin dan mewujudkan ketahanan pangan nasional, terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa masalah di sektor pertanian sangatlah mendalam dan kompleks sehingga permasalahan yang terjadi tidak hanya di tahap produksi.
“Pertanian itu sangat strategis, permasalahan didalamnya juga sangat kompleks dan sangat mendalam, permasalahan terjadi tidak hanya sebatas di produksi, tetapi juga terjadi pada tahapan pascapanen, disinilah kami butuh input dari semuanya, dari para ahli”, kata Syahrul, saat menghadiri Pertemuan Perdana Pokja Ahli Ketahanan Pangan di Hotel Atria Serpong, Tangerang.
Selain itu, Syahrul juga meminta Pokja Ahli Pangan agar menjadi input bagi dirinya dalam upaya-upaya mewujudkan ketahanan pangan. “Saya berharap Pokja Ahli Ketahanan Pangan ini dapat menjadi mata, telinga, sekaligus mulut dari upaya-upaya bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan kita, saya harap upaya ini dapat membantu menyempurnakan pertanian kita dari proses budidaya hingga proses pascapanen, termasuk dalam program food estate” ungkap Syahrul.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, mengatakan pembentukan Pokja Ahli Ketahanan Pangan ini sekaligus sebagai tindaklanjut arahan Menteri Pertanian untuk meningkatkan peran dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dalam penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian.
Agung berujar bahwa anggota Pokja terdiri dari rekan-rekan di perguruan tinggi seluruh Indonesia yang sebagian besar dari mereka adalah dekan fakultas pertanian, kemudian ada juga peneliti, pengamat dan ahli pertanian yang mewakili seluruh Provinsi di Indonesia.
Pertemuan perdana Pokja ini memfokuskan pada persoalan pascapanen, pemasaran, distribusi pangan, jaminan keamanan hingga mutu pangan segar.