gematani.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura menggencarkan program agroeduwisata pada 2020. Agroeduwisata dipilih mengingat tren pariwisata di Indonesia lagi naik daun. Namun, terpuruk saat pandemi karena penerapan pembatasan interaksi. Di sisi lain, sektor pertanian juga tumbuh pesat. “Kalau ini kita combine, tentu dampaknya akan besar, baik terhadap perekonomian nasional maupun peningkatan kesejahteraan petani,” jelas Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto akhir minggu lalu.
Pemerintah selaku katalisator dan motivator akan memberikan dukungan mencakup aspek manajemen, pendampingan atau peningkatan kapasitas, fasilitasi peningkatan nilai tambah, akses pasar, kemitraan, dan teknologi. Adanya bantuan sarana dan prasarana hanya sebagai stimulus bagi pengelola.
Agrowisata Situ Bolang di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar), menjadi satu dari 17 lokasi pelaksanaan Agroeduwisata. Usaha yang dirintis Kelompok Tani (Poktan) Agrimania secara swadaya ini dipilih karena terbukti mampu menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Agrowisata Situ Bolang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare (ha) mampu mendatangkan 500 pengunjung saat Sabtu dan naik 3-4 kali lipat pada Minggu.
Selain Agrowisata Situ Bolang, program Agroeduwisata bakal menyasar usaha Poktan Maduma di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara; TTP Cigombong di Kabupaten Bogor, Agrowisata Jeruk Eptilu di Kabupaten Garut, serta Poktan Rahayutani dan Mekar Setia, BBPP, dan Balitsa Lembang di Kabupaten Bandung, Jabar; Kawasan salak di Kabupaten Sleman, DIY; P4S Citra Muda Kopeng di Kabupaten Semarang, Balingtan di Kabupaten Pati, dan kebun buah Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah; TSP Balitjestro di Kota Batu; Poktan di Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung; serta kebun Cilangkap dan kebun bibit Kamal, Cibubur dan Ciganjur di DKI Jakarta. [rr]