Gematani.id – Di banyak daerah pedesaan, peternak masih sering membakar sampah organik seperti sisa rumput, jerami, dan dedaunan kering di dekat kandang. Kebiasaan ini dilakukan karena dianggap sebagai cara cepat dan praktis untuk membersihkan area peternakan. Namun, di balik kemudahannya, ada dampak yang sering tidak disadari oleh para peternak.
Menurut penelitian dari Journal of Agricultural and Environmental Science, pembakaran limbah organik di dekat kandang dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan pada ternak hingga 40%. Selain itu, abu hasil pembakaran bisa mencemari pakan dan air minum ternak, yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan dan produktivitas hewan ternak.
Lalu, apa saja alasan utama para peternak masih melakukan pembakaran sampah di dekat kandang? Dan bagaimana solusi terbaik untuk mengelola limbah organik di peternakan?
- Cara Cepat dan Praktis untuk Mengurangi Sampah
Di daerah pedesaan, sistem pengelolaan limbah belum sebaik di perkotaan. Peternak tidak memiliki fasilitas pembuangan sampah yang memadai, sehingga membakar sisa rumput dan dedaunan dianggap sebagai solusi paling sederhana dan efisien. Dengan cara ini, mereka tidak perlu menyediakan lahan khusus untuk kompos atau tempat pembuangan sampah.
- Mengusir Lalat dan Nyamuk dari Kandang
Asap dari pembakaran dipercaya dapat mengusir lalat, nyamuk, dan hama lain yang sering mengganggu ternak. Beberapa peternak menganggap bahwa dengan membakar sampah secara rutin, mereka bisa mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh serangga.
- Menghangatkan Kandang saat Cuaca Dingin
Di beberapa daerah yang memiliki suhu dingin di malam hari, api kecil dari pembakaran sering dimanfaatkan untuk menghangatkan kandang. Peternak percaya bahwa cara ini bisa menjaga ternak tetap nyaman dan menghindari stres akibat suhu rendah.
- Kurangnya Kesadaran Akan Dampak Negatif
Banyak peternak belum memahami sepenuhnya dampak negatif dari pembakaran sampah di dekat kandang. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa asap dari pembakaran mengandung zat berbahaya seperti karbon monoksida dan dioksin yang dapat merusak kesehatan ternak dan mencemari lingkungan.
Dampak Negatif dari Pembakaran Sampah Organik di Peternakan
Meskipun dianggap praktis, membakar sampah organik di dekat kandang memiliki banyak risiko, baik bagi ternak, peternak, maupun lingkungan sekitar.
- Gangguan Pernapasan pada Ternak
Asap yang dihasilkan dari pembakaran dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada ternak, seperti batuk, sesak napas, hingga penyakit paru-paru. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menurunkan produktivitas ternak, baik dalam pertumbuhan, produksi susu, maupun daya tahan tubuh mereka.
- Kontaminasi Pakan dan Air Minum
Abu hasil pembakaran bisa beterbangan dan menempel pada sisa pakan atau mencemari air minum ternak. Jika dikonsumsi, ternak bisa mengalami gangguan pencernaan atau bahkan keracunan akibat zat kimia berbahaya yang terkandung dalam abu tersebut.
- Risiko Kebakaran
Pembakaran yang tidak terkontrol bisa memicu kebakaran, terutama jika dilakukan di dekat jerami kering, sekam, atau bahan mudah terbakar lainnya. Api yang menjalar dapat menyebabkan kerugian besar bagi peternak.
- Pencemaran Lingkungan
Pembakaran sampah, termasuk bahan organik seperti rumput dan dedaunan, berkontribusi terhadap pencemaran udara. Asap yang dihasilkan mengandung gas-gas beracun yang dapat merusak kualitas udara dan mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
Solusi Alternatif untuk Mengelola Sampah Organik di Peternakan
Daripada membakar sampah organik di dekat kandang, ada beberapa cara yang lebih aman dan ramah lingkungan untuk mengelola limbah peternakan:
- Mengolah Limbah Organik Menjadi Kompos
Sisa rumput, jerami, dan dedaunan kering bisa diolah menjadi kompos yang berguna sebagai pupuk alami untuk tanaman. Proses ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah di sekitar peternakan.
- Difermentasi Menjadi Pakan Tambahan
Limbah organik tertentu, seperti sisa rumput dan jerami, bisa difermentasi menjadi pakan ternak tambahan. Proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrisi dalam pakan, sehingga lebih bermanfaat bagi ternak dibandingkan jika dibakar begitu saja.
- Memanfaatkan Limbah sebagai Bahan Bakar Biogas
Kotoran ternak dan sisa pakan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar biogas. Selain mengurangi limbah, biogas bisa digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk keperluan di peternakan.
- Menggunakan Metode Pengeringan Alami
Sisa pakan atau dedaunan yang masih bisa dimanfaatkan dapat dikeringkan dan disimpan untuk digunakan kembali sebagai pakan tambahan atau alas kandang.
Kebiasaan membakar sampah organik di dekat kandang masih banyak dilakukan oleh peternak di kampung karena alasan kepraktisan, pengusiran hama, dan minimnya sistem pengelolaan limbah. Namun, di balik kebiasaan ini, ada dampak negatif yang cukup besar, mulai dari gangguan pernapasan ternak, kontaminasi pakan, hingga pencemaran lingkungan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya pembakaran sampah di dekat kandang, peternak bisa mulai beralih ke metode yang lebih ramah lingkungan seperti kompos, fermentasi pakan, atau pemanfaatan biogas. Langkah kecil dalam mengelola limbah dengan lebih baik akan memberikan manfaat besar bagi kesehatan ternak, produktivitas peternakan, dan kelestarian lingkungan.